Masyarakat Waris Tampilkan Tari Ritual Adat Suku Walsa – Fermanggem

70
Penjemputan Kepala Balai pelestarian Kebudayaan XXII RI oleh tari Masyarakat adat Waris, di Kampung Banda, Distrik Waris, Kab keerom, Prov Papua, Sabtu (9/12)

 KEEROMPOS.COM – Masyarakat Adat Distrik Waris, Kab Keerom menampilkan Pentas Tari Ritual Adat Penyembuhan (Tari Dewa) Suku Walsa- Suku Fermanggem, Distrik Waris, Kab Keerom, yang disaksikan langsung oleh Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXII Kemendikbudristek RI,  di Kampung Banda, Distrik Waris, Kab Keerom, Sabtu (9/12).

Dari Tari Ritual Adat Penyembuhan (Tari Dewa), menampilkan tiga komonitas secara sacral dintaranya, Komonitas Budaya Maysowah, Komonitas Budaya Pangmenda dan Komonitas Budaya Mayepibe.

Kepala Balai Pelestarian Kebduayaan XXII RI saat berbicang- bincang dengan kepala Suku Walsa Nerius May

Kepala Suku Besar Walsa- Fermanggem, Distrk Waris, Kab Keerom, Nerius May mengungkapkan, penampilan Tari Dewa merupakan tari yang dianggap sakral bagi masyarakat adat Waris dan Tari Dewa ini mewakili dari delapan kampung yang ada diwilayah Distrik Waris, Kab Keerom. “ jadi penampilan Tari Dewan ini sangat- sangat sacral bagi masyarakat Distrik Waris. Dan sangat jarang kami tampilkan,”ujar Nerius May.

Menurut Nerius May, dalam penampilan Tari Dewan sebenarnya masyarakat tidak mau menunjukkan kepada orang lain atau masyarakat luar. Bahkan dalam menampilan Tari Dewa ini masyarakat adat Waris bersedia membayar berapa. “ masyarakat Waris menayakan kepada saya mau bayar berapa. Tapi saya bilang tidak. Tetapi kita harus berusaha mengangkat Tari Dewa ini ke permukaan baik itu tingkat Nasional maupun Dunia agar semua orang tahu bahwa Tari Dewa di Waris juga ada yang sakral,”bebernya.

Untuk itu diharapkan kepada Balai Pelestarian Kebudayan Wilayah XXII Kemendikbudristek RI untuk dapat memberikan perhatian kepada Tari Dewa Suku Walsa yang ada di Distrik Waris, Kab Keerom. kerana Tari Dewa merupakan tari yang sangat sacral bagi masyarakat Adat Distrik Waris.

Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXII Kemendikbudristek RI, Desy Polla Usmany, S.S, M.Sos yang diwakili oleh Pamong Budaya, Muhammad J. Dzia Ulhaq, S.Si. M.Sos, mengungkapkan, ini merupakan kehormatan dan kebanggaan bagi Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXII RI, sehingga pada kesempatan kali ini bisa menghadari dan menyaksikan Tari Dewa yang dianggap sangat langkah atau jarang ditampilkan pada pentas- pentas secara umum.
“ teryata kami lihat Tari Dewan dari Suku Walsa- Fermanggem Distrik Waris sangat unik dan langka. sehingga kami merasa  senang sekali memiliki kesempatan untuk menyaksikan tarian ini,”jelasnya.

Ia mengatakan, dari Tari Dewa yang ditampilkan sangat menarik dan merupakan bagian dari 10 OPK yang bisa dikategorikan sebagai seni dan juga sebagai ritus.  bahkan memiliki keterkaian dengan Objek Kemajuan Kebudayaan (OPK), sehingga bisa dikategorkan masuk dalam seni maupun pengetahuan tradisional. “ keunikan- keunikan ini nantinya diharapkan melalui dukungan dari Pemda Kab keerom bisa berjalan bersama- sama untuk mengusulkan atau mendaftarkan tarian ini atau tarian lainnya yang dimiliki Suku Walsa- Fermanggem sebagai warisan budaya tak benda tingkat Nasional. “ kalau sudah di daftarkan ke warisan budaya tak benda tingkat Nasional baru kita usulkan lagi sebagai warisan budaya Dunia melalui Unesco,”bebernya.

Dengan demikian, sangat dibutuhkan sinergi antara Pemda Kab keerom dengan Balai Pelestarian Keduyaan XXII RI dan masyarakat adat sendiri  agar bisa tembus ke warisan tak benda tingkat Nasional. (tim liputan)